Sabtu, 02 Juni 2012

TERLAMBAT

Sore itu Milli dibangunkan oleh nada pesan masuk dari Blackberry-nya.

From : Rendi
Content :
Milli..

Milli dan Rendi adalah teman satu sekolah. mereka tidak begitu dekat. jarang sekali Rendi mengirim sms apapun ke Milli. di sekolah pun, Rendi tergolong anak yang pendiam, tetapi humoris. Rendi dan Milli hanya dekat disekolah. itupun juga saling curhat satu sama lain. becanda juga hanya sewajarnya.

Milli yang penasaran akhirnya membalas sms Rendi.

Milli : kenapa ren?

Rendi : gapapa kok mil, eh ada artis kesukaan lo tuh di tv.

Mereka pun smsan sampai akhirnya Milli ketiduran karena masih lelah. keesokan harinya, Milli mendapat sms lagi dari Rendi. Milli pun mulai heran, Rendi tidak pernah sms jika tidak penting-penting banget.

Mereka mulai smsan lagi, dan Rendi mulai menggoda Milli. tapi karena Milli tau hampir semua teman-teman prianya hobi menggoda dengan gombalan basi, ia tidak terlalu menanggapi. Ia pun hanya menanggapi biasa dan seperlunya saja.

Milli mulai aneh dengan sikap Rendi disekolah, tanpa disadari mulai ada rasa canggung diantara mereka. terlebih, teman Rendi sering menggoda Milli dengan Rendi. Milli yang tidak biasa, bahkan risih akhirnya bicara dengan sahabatnya, Cika. Cika membaca semua sms Rendi dengan Milli.

"Mil? lo bego apa gimanasih? ini sih namanya dia suka sama lo!!! kok lo jadi ga peka gini. biasanya kalo ada cowo yang begitu ke elo kan lo pasti sadar. ini kenapa lo jadi oon sih?" celoteh Cika.

"hah? apasih! gamungkin cik! gue tau banget Rendi. lagian jangan lebay ah. lo liat dong becandaannya, sama aja kan kaya Dino dan Aga. itu becanda kali, cuma gue risih aja sama temennya Rendi, masa jadi ngecengin gue gitu sih. kesannya jadi kaya gue yang suka sama Rendi gitu!" gerutu Milli.

"aduh miiil miiil, kalo dia gasuka sama lo, Garry juga gabakal ngecengin lo."

"iiih tapi gue bete aja, masa ngecenginnya ke gue? kesannya kan kaya gue yang suka. trus gara-gara cengannya dia, gue juga jadi canggung taugak"

"hahaha dasar lo ah, udah ini sih positif dia suka sama lo. tapi tanggepan sms lo ke dia biasa banget kok, tenang aja. hmm eh tapi kalo dipikir-pikir, Rendi hebat ya. dia bisa bikin lo gatau gitu kalo dia suka sama lo. padahal kan jelas-jelas insting lo kalo soal begitu-begitu kan kuat. hebat banget loh dia kalo dipikir-pikir" Cika tak bisa berhenti nyerocos.

*jleb* mendengar omongan Cika barusan, Milli bener-bener langsung hanyut dalam pikirannya. Ya, Rendi hebat. tapi kenapa? ah tapi belom tentu juga Rendi beneran suka.

"Mil, ayo ke kelas, malah bengong." teriak Cika yang ternyata sudah berdiri jauh dihadapannya.

***

"Eh Cik, menurut lo kenapa ya dia ga terang-terangan nunjukin ke gue?"

"Rendi lagi? hahaha cieee kepikiran nih ternyata." ledek Cika.

"iiih engga, apaansi lo ah. gue cuma penasaran aja" Milli mengeles karena malu.

"hmmm menurut gue sih, emang sifat dia yang kaya gitu kali ya. lagian juga mungkin kalo dia terlalu nunjukin, dia takut lo ngejauh dari dia. yaaa tau sendiri kan lo orangnya gimana. kalo ada yang suka pasti lo jauhin karena canggunglah, gengsilah. nah, dia gamau lo jauh dan dia pengen lo tetep nyaman sama dia sebagai temen."

***

Apa iya yang diomongin Cika itu bener? hmm kenapa jadi kepikiran Rendi gini ya..

Milli terus memegangi blackberry-nya. berharap ada nada pesan masuk dari seseorang yang telah menjatuhkan kehebatan instingnya.

Menjelang malam, Rendi tak kunjung sms. Milli mulai merasa ada yang aneh dalam dirinya. Dibacanya berulang kali conversation message antara ia dengan Rendi. Milli tersenyum, menertawakan kebodohan instingnya.

***

Keesokan harinya, Milli memutuskan untuk mecari tau sendiri kebenaran perasaan Rendi. Ia pun menemui Garry. Dengan gayanya yang santai, Milli berhasil mengorek informasi dari Garry. Dari sekian lama percakapan mereka, hanya ada satu kalimat dari Garry yang mengguncang hatinya.

"Jadi selama ini lo ga sadar kalo dia suka sama lo? Gila lo Mil."

Milli pun semakin penasaran dengan Rendi. Kalau Rendi betul-betul menyukai Milli, lalu kenapa ia sekarang menghilang? di sekolahpun, Milli sudah jarang melihat Rendi. Sms yang diharapkan Milli pun tak kunjung sampai.

Sore itu, pikiran Milli berkecamuk jadi satu. dan hanya ada satu orang dipikiran dia, Rendi. antara penasaran, merasa bodoh, dan ada satu perasaan aneh yang Milli sendiri bingung. Milli bingung kenapa ia jadi mengharapkan sms Rendi, Milli menyesal kenapa dulu tak pernah menanggapi sms Rendi. Perasaan Milli sekarang benar-benar aneh. Lagi-lagi, hal yang bisa mengobati perasaan Milli hanya satu, membaca ulang conversation message mereka. dan disaat emosi Milli sangat berkecamuk, nada pesan berdering dari Blackberry-nya. dan... itu dari Rendi! betapa senangnya Milli. Ia pun segera membuka isi smsnya. berharap Rendi mulai mengajaknya bicara sampai larut malam, menggodanya dengan godaan basi seperti pria-pria lain.

From : Rendi
Content : 
Woy bro ada yang punya dasi dua gak? 

Jleb..... Milli sangat amat kesal dan kecewa. ternyata itu hanya sms yang Rendi kirim ke semua orang. bukan untuk dirinya saja, dan mungkin memang Rendi sudah tidak menyukainya lagi. Milli memutuskan untuk tidak membalas sms itu.

***

"Woy Mil, ngapain lo masih disini?" suara ngebass Vino mengagetkan Milli yang sedang berdiri sendirian mengunggu papanya.

"Gue lagi nunggu bokap vin, lo ngapain disini?"

"Gue abis dari kantin, mau ke tongkrongan bentar. tapi ngeliat lo sendirian, gue ga tega. gue temenin lo aja ya?"

"hahaha gausah repot-repot vin, bentar lagi paling dijemput kok"

"yeee kalo lo kenapa-kenapa gimana? nanti gue juga yang repot"

Basa-basi antara Vino dan Milli membuat obrolan mereka makin jauh membahas segala hal. sehingga sampailah pada pembahasan Rendi. Kebetulan, Vino adalah teman yang lumayan dekat dengan Rendi.

"Hahaha iya tuh si Rendi, gilaa mulai berani dia, kemaren dia bilang sama gue mau ngedeketin si Sofi. kenal gak lo Sofi?" tanya Vino sambil tertawa.

"Oh, Sofi anak pindahan itu. tau kok tau. wah berani juga ya si Rendi sekarang. padahal kan dia termasuk dingin sama cewe" Milli benar-benar speechless dan kehabisan kata-kata. namun dia tetap stay cool didepan Vino.

"iya sekarang dia udah berani, audah ngapa, mungkin abis frustasi kaliya."

"Eh vin, itu bokap gue udah sampe. thanks ya vin, kapan-kapan sharing lagi kita, oke? bye viiin!"

"oke hati-hati ye Mil."

Fyuuhh.. untung papa cepat datang.

Entah kenapa, Milli begitu sakit mengingat perkataan Vino tadi. Ia tidak kuat membendung air matanya saat mengetahui Rendi dengan yang lain. Awan galau mulai menyelimuti hari-hari Milli, Ia sangat tertekan sampai-sampai tak bisa cerita ke sahabat-sahabatnya. sahabatnya mulai sering bertanya ada apa dengan Milli, kenapa Milli jadi lebih banyak diam. Namun Milli, hanya menjawab dengan senyuman, dan tetap berusaha untuk ceria seperti biasanya.

Namun, sekuat-kuatnya seorang wanita, tak akan bisa kuat jika hanya memendam segalanya. Milli memutuskan untuk menemui Vino dan bercerita tentang kegalauannya tanpa menyebutkan nama pria yang telah membuat hatinya pecah berkeping keping. Dan respon Vino sangat membuat Milli semakin hancur.

"Yaa menurut gue sih Mil, dia ngejauh dari lo karena dia pikir dia udah gabisa lagi dapetin lo. karena respon lo ke dia yang biasa aja ngebuat dia jadi mikir dua kali mil. kalo lo tanya lo harus gimana ya udah gabisa gimana-gimana Mil. ikhlasin aja. toh kalo jodoh gak kemana kan? posisi lo susah buat bertindak lebih jauh Mil. ibaratnya jalan nih, lo tuh udah ada di Jalan buntu yang udah gabisa kemana-mana lagi."

Milli benar-benar makin galau, namun ia tetap menyimpan kegalauannya sendiri. sampai akhirnya ia memutuskan untuk bicara lagi dengan Garry. walaupun ia gengsi berat buat bicara dengan Garry. apalagi sejak Rendi sudah mengincar perempuan lain.

M : Ger..
G : apa Mil?
M : Soal cowo yang pernah gue ceritain ke elo... hmm kenapa ya kalo dia beneran suka tapi tau-tau ngilang gitu?
G : ooh hahaha Millii Milliiii, kenapa emang? lo ngerasa kehilangan ya? atau jangan-jangan... lo juga udah suka lagi sama dia?!
M : eh engga engga! gak gitu, gue cuma aneh aja gitu sama cowo jaman sekarang. hmm dan ger, parahnya lagi, masa gue denger tu cowo udah ngincer cewe lain loh. gilaya.
G : iya emang bener mil, yaaa gak gila sih. itu juga karena cewe yang dia arepin selama ini ga ngerespon dia. jadi gasalah dong kalo dia move ke cewe yang menurut dia bakal ngerespon dia. yakan?
M : oh iya sih bener juga. hmm tapi kalo misalnya cewe yang ga ngerespon dia dulu ternyata udah suka gimana?
G : hahaha terlambat mil. penantian dia sama perempuan itu udah sampai dititik jenuh.
M : ooh gitu ya... okedeh ger... thankyou ya........

Milli berlari kekamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar menyesal. Dulu, disaat Rendi mengejarnya, ia abaikan dan acuhkan. tapi sekarang, disaat Rendi pergi, Milli sadar bahwa ternyata Milli memiliki perasaan yang sama, bahkan lebih dari apa yang Rendi rasakan. Namun sekarang semuanya benar-benar terlambat. Rendi bukan hanya pergi dari kehidupan Milli, tapi ia juga sudah menemukan perempuan pujaannya yang baru. Perempuan yang merespon Rendi lebih baik dari apa yang Milli lakukan. Kini, tidak ada yang bisa dilakukan Milli selain menangis meratapi segalanya, dan Milli hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Rendi. berdoa agar kebahagiaan selalu ada dihidup Rendi.

Note from Milli, to Rendi :
Sorry for being foolish. 
Sorry for those wrong responses. 
One thing that you should know, 
I Love You, Rendi..

CINTA SEGI BANYAK

"HUWAAAAA GUE DISELINGKUHIN DIIIIT!!" isak Fiona diujung telepon.

"hah? kok bisa? diselingkuhin siapa? lo kan jomblo-_-" jawab Radit santai. Fiona hanya terus terisak tanpa menjawab sepatah katapun.

Radit dan Fiona sudah berteman dekat selama 5 tahun. sampai akhirnya, Fiona mulai merasa ada yang aneh dengan Radit. Radit mulai memberi perhatian lebih sejak Fiona putus dengan Tyo, lelaki yang sudah dipacari Fiona selama hampir 2tahun.

"Fi? lo gapapa kan? kalo gabisa cerita sekarang yaudah gamasalah kok. nangis aja dulu fi yang kejer, gue nyanyiin pake gitar dari sini ya?"

Mendengar ucapan Radit, Fiona semakin terisak. isakan antara rasa bersalah, benci, sedih, menyesal, semua berkecamuk jadi satu.

"Dit.." ucap Fiona lirih.

"ya Fi?"

"jadi gini.. sebelumnya maafin gue ya dit, selama ini emang gue udah putus, tapi lo taukan gue sama Tyo gimana. sering putus nyambung. dan sekalinya putus juga kita ga bener2 putus. gada perubahan sama sekali selain status. dan jujur, perhatian lo selama ini bikin perasaan gue ke Tyo terkikis. apalagi Tyo juga udah sering sibuk sama urusan kampusnya. gue juga sering cerita sama lo kalo gue selalu berusaha menjauh dari Tyo.. tapi lo tau Tyo kan..." Fiona berhenti karena menahan tangis dan mengatur emosinya. diujung telepon, Radit juga menahan emosinya yang mulai tak menentu.

*hening*

"terus Fi?" Radit memecah keheningan.

"Lo tau Tyo gimana kan dit. dia selalu balik lagi ke gue. segala cara dia lakuin dit buat ngeluluhin hati gue. lo juga pasti udah tau kan semuanya. mulai dari dia ngirim makanan ke tempat les, terus juga.... hiks..." Fiona mulai terbata-bata karena mengingat kenangannya dengan Tyo beberapa minggu belakangan setelah mereka putus.

"iya gue tau kok, tapi gue bingung kenapa tiba-tiba lo bisa tau dia selingkuhin lo. emang tadi lo ketemu? bukannya lo udah jutekin dia terus?"

"iya dit, tapi tadi sore tiba-tiba dia bbm nyuruh gue keluar rumah, ternyata dia udah didepan rumah gue dan ngasih coklat. gue ga munafik dit, gue seneng banget ngeliat dia lagi. dan gamungkin dong gue suruh dia pulang. setelah 3 jam ngobrol bareng, gue pun keinget elo. gue akhirnya jujur sama dia kalo gue udah sayang orang lain. tapi ternyata..... dia juga udah punya yang lain dit. HUWAAAA!!!" tangisan Fiona pecah lagi.

***

"Yo, aku boleh pinjem hpnya?" tanya Fiona kepada Tyo.

"hmmm bentar" Tyo memainkan hpnya. Fiona pun curiga dan mulai merasa ada yang salah.

Mereka pun timbul cekcok. Fiona yakin ada sesuatu yang aneh. karena Tyo gapernah ragu atau bahkan memainkan hpnya sebelum di berikan ke Fiona.

Percekcokan yang sengit membuat Fiona jujur, atau bisa dibilang keceplosan soal Radit.

"Aku udah punya seseorang yang aku sayang yo. dia lebih baik dari kamu. jauh lebih baik! dan aku udah mulai sayang sama dia."

Mendengar itu, air mata Tyo membendung dipelupuk matanya.

"aku gabisa sama kamu kaya gini. kita tuh gajelas, kamu dateng tiba-tiba. dan aku yakin ada seseorang juga dihidup kamu selain aku sekarang!" tegas Fiona.

"iya fi.... aku udah punya seseorang. tapi fi, aku cuma suka sama dia, ga lebih. cuma kamu fi yang bisa bikin aku nyaman selama ini. tapi kalo kamu juga udah punya yang lain, yaudah fi aku gabisa maksa. kamu bahagia ya sama dia. aku mau pulang" air mata Tyo kini bercucuran pergi meniggalkan Fiona yang masih shocked mendengar pengakuan Tyo.

Kini giliran Fiona yang terisak, dan berusaha mencegah Tyo pulang. Mereka berdua akhirnya menangis di teras rumah Fiona. disitulah Tyo memberikan pengakuan.

"aku udah nyatain perasaan suka sama dia Fi. maafin aku. tapi jujur fi, aku kaya gini karena kamu yang cuek sama aku. aku butuh perhatian fi. dan kamu kemana selama ini? kamu cuek sama aku. dan dia, dia selalu ada disaat kamu ga ada. udah fi jangan nangis, aku tetep sayang kamu kok bagaimanapun juga. kamu bahagia ya sama dia" Tyo bener-bener tak bisa mengatur emosinya. air matanya makin deras. sama halnya dengan Fiona, Fiona mulai tidak bisa menahan emosinya. dia sedih dan kecewa kenapa Tyo ternyata jauh lebih brengsek. fiona selama ini selalu jaga jarak dengan Radit, dan selalu menjaga perasaan Tyo. tapi faktanya, dibelakang Fiona, Tyo jauh lebih..... ah sudahlah.

"aku benci banget sama kamu Yo! aku gapernah bisa bahagia sama kamu. dan sampai detik inipun kamu selalu nyakitin aku!" isak Fiona dengan nada tinggi, ucapan Fiona barusan bener-bener diluar kesadarannya.

"Fio, kamu harus tau. dia itu cuma bintang kecil di hidup aku. beda sama kamu fi, kamu itu udah jadi matahari buat aku. aku pun bilang hal ini ke dia. inget fi, ribuan bintang banyak di langit, tapi ga ada satupun yang bisa gantiin matahari. matahari yang bisa bikin manusia hidup. tapi kadang bikin nyengat karena panasnya. dan itu kamu Fio.. aku gabisa tanpa kamu. dan ga akan pernah ada yang bisa gantiin kamu fio. termasuk dia.." Tyo berhenti sejenak mengatur emosinya. mukanya memerah menahan tangis.

"Fio... pegang omongan aku yang tadi ya. sekarang aku cuma bisa kecewa denger kamu gapernah bahagia tanpa aku. dan aku gak akan mau jalanin hubungan kalo orang yang paling aku sayang ga bahagia. aku udah lakuin segala cara biar kamu bahagia fi, walaupun aku genit. aku cuma sayang kamu fi. dan aku udah gabisa lagi sama-sama sama kamu. aku lebih baik liat kamu bahagia sama dia daripada kamu gabahagia sama aku" ucap Tyo lirih.

"aku boleh minta satu hal yo?" tanya Fiona.

"apa Fi?"

"kamu jadian ya sama dia? aku tunggu. atau kalo perlu, kamu jadian ya malem ini, didepan aku. kita kerumah dia sekarang ya?"

"gabisa Fi, aku gabisa jadian sama dia. aku cuma suka sama dia. kaya yang tadi aku bilang. dia bukan matahari, dia cuma bintang biasa buat aku." ucap Tyo sambil menatap dan menggenggam tangan Fiona. Romantis, tapi menyakitkan.

***

Percakapan Tyo dan Fiona malam itu kembali terngiang dibenak Fiona. omongan Tyo terakhir benar-benar melekat dihati dan pikiran Fiona. tapi ternyata semua omongan Tyo bullshit. Tyo akhirnya resmi berpacaran dengan bintang barunya. Fiona benar-benar semakin membenci Tyo.

Karena semakin terpuruk, Fiona pun memutuskan menerima Radit sebagai pacarnya. berharap agar Radit bisa menyembuhkan luka hatinya.

Namun, Tyo terus menghubunginya dengan berbagai cara. bahkan, Tyo pernah mendadak ada didepan rumah Fiona, tapi Fiona sedang berada dirumah sahabatnya. dan tanpa diduga, Tyo menyusul kerumah sahabatnya demi bertemu Fiona. padahal jelas-jelas Tyo sudah punnya pacar. bahkan terkesan pamer kemesraan dengan bintang barunya itu.

Namun, dibalik itu semua, ada rasa sedih dan bersalah yang mendalam didalam hati Fio terhadap Radit. Fio mulai tidak nyaman dengan sifat Radit yang sangat posesif. Radit bahkan tidak pernah marah atas hal apapun, itu yang membuat hubungan Fio dan Radit berjalan sangat flat. namun, semua teman-teman Fio yang tidak ingin melihat Fio terpuruk lagi melarang fio putus. apalagi memang, dimata setiap orang, Radit adalah sosok yang sempurna untuk dijadikan pacar karena kebaikan dan ketulusannya.

Namun, Fio tetap tidak bisa bertahan lagi. sampai akhirnya, ia memutuskan hubungannya dengan Radit secara baik-baik.

Dan kini, Fio masih tetap berteman baik dengan Radit. Fio juga sudah menemukan kebahagiaan yang sebenarnya dalam hidup Fio. Hidup Fio sekarang benar-benar jauh lebih bahagia dari sebelumnya.

Lexurious.. 5th

Hubungan Lisa dan Alex memang tak pernah tak ada cobaan.

Pada bulan keempat, Alex lagi-lagi lupa pada anniversary mereka, dan Lisa lagi-lagi menelan kekecewaan, Lisa bingung harus cerita ke siapa, Ia benar-benar sakit hati. Akhirnya, ia menumpahkan semua kekecewaannya, semua kemarahannya, semua kesedihannya di twitter. Ia harap setelah itu, ia bisa lebih sedikit lebih tenang. Dan…Lisa berhasil. Lisa perlahan-lahan mulai sedikit tenang.

Lisa sama sekali tidak memikirkan Alex. Ia menghabiskan waktu bersama teman-temannya tanpa ada rasa ‘galau’. Namun.. malamnya handphone Lisa berdering. Alex meneleponnya. Lisa takut, bingung harus bicara apa. Masih sakit hati.

Namun, akhirnya Lisa memberanikan diri mengangkat telfon. Lisa dan Alex bicara panjang lebar, melepas rasa rindu mereka. Bahkan sama sekali seperti gak berantem. Mereka bercanda lamaa sekali. Pembicaraa di telfon hampir 2jam lebih. Sampai akhirnya.. Alex mulai bicara serius. Alex bilang Ia sakit hati atas status-status twitter Lisa. Alex minta putus!

Betapa hancurnya hati Lisa, Lisa yang tadinya sudah lega, sudah senang karena mendapat telfon dan becanda dengan Alex, tiba-tiba dijatuhkan begitu saja!
Lisa berusaha untuk tetap tenang, tetap stay cool. Setelah pembicaraan serius, Lisa menangis, Ia tak kuat lagi menyembunyikan kesedihannya. Lisa sedih mendengar keputusan Alex. Lisa menumpahkan semua kekecewaan yang Ia rasakan, menumpahkan semua yg ada dihatinya, semua uneg-unegnya selama ini.

Mendengar itu Alex diam seribu bahasa. Saat Alex berbicara, Lisa mendengar suara Alex sedikit lebih berat, terdengar seperti menangis. Mereka akhirnya bicara dari hati ke hati, dan Alex pun akhirnya menarik semua keputusan untuk putus. Pembicaraan mereka berlangsung 6jam lebih, dan untuk kesekian kalinya, mereka tidak jadi putus :)

Memasuki bulan kelima.

Lagi dan lagi kesabaran Lisa diuji. Secara tiba-tiba Alex memutuskan kontak dengan Lisa tanpa alasan yang jelas! Lisa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Sms Lisa tak ada yang dibales, telfon pun tak ada yang diangkat. Dan itu berlangsung hampir sebulan! Bayangkan sebulan tanpa komunikasi dan itu tanpa alasan yang jelas!!!! Sakit gak sih sebagai perempuan?

Soal pikiran negative? Jangan ditanya! Pikiran Lisa sudah benar-benar overload dengan pikiran negative tentang Alex.

Sejak saat itu, Lisa mencoba mengikhlaskan Alex. Lisa ingin putus, tapi tetep tak bisa. Sms Lisa yang berisi minta putus tetap tak ada balasan dari Alex! Sampai, suatu ketika temen Lisa yang juga teman Alex memberitahu semuanya. Dia bilang, Alex menyayanginya, tapi Alex hanya sedang kesal dengan sikap Lisa yang suka menyindir Alex lewat status twitternya.

Lisa makin kesal. Kenapa Alex gak ngomong aja? Kenapa harus ngediemin? Lisa makin marah. Ia memutuskan tak akan menghubungi Alex lagi.

Setelah hampir sebulan tanpa komunikasi dengan alex, Alex akhirnya menghubungi Lisa, dan meminta maaf. Sejujurnya Lisa masih belom bisa memaafkan alex. Namun rasa kangen mengalahkan segalanya! Rasa kangen yang begitu besar membuat Lisa gampang luluh. Lelucon Alex meruntuhkan gengsi Lisa. Setelah akhirnya baikan, Alex mengaku bahwa sebenarnya Ia hanya jenuh dengan Lisa, namun ia gak ingin putus, makanya Alex hanya nyuekin Lisa sebulan. Lisa sempat kesal mendengar alasan itu, tapi Lisa berusaha berpikir dewasa, yang namanya jenuh bisa datang ke siapa saja kan? Dan rasa jenuh itu sangat amat wajar dalam satu hubungan, jadi Lisa mencoba mengerti itu semua. Dan mereka pun akur kembali :)

Lexurious.. 4th

Hubungan Alex dan Lisa memasuki bulan ketiga. Kali ini hubungan mereka diuji lagi. Lisa sangat kecewa pada sikap Alex yang terkesan cuek dan genit kesemua cewek. Ditambah lagi, Alex lupa tanggal anniversary mereka! Lisa sangat amat kecewa. Ia menganggap Alex tidak menyayanginya lagi. Lisa dan Alex berantem hebat. Mereka lostcontact kurang lebih seminggu. Dan sampai disuatu hari, kebetulan mereka online bareng. Lisa sebetulnya merindukan Alex, namun Ia gengsi, dan masih kesal juga.

Ia menunggu Alex menyapanya via chat facebook. Tapi nihil! Sejam berlalu, tak ada chat dari Alex. Lisa pun menumpahkan kekecewaannya lewat status twitter, berharap Alex membaca dan menyadari kesalahannya. Namun tetap tidak digubris oleh Alex.

Lisa makin kesal. Kecewa. Sakit hati. Beribu-ribu pikiran negative singgah dipikirannya. Ia benar-benar berpikir bahwa Alex tak menyayanginya lagi. Dan ia sempat berpikir bahwa Alex sudah punya yang lain!

Lisa sedih, bingung harus berbuat apa. Sampai akhirnya terlintas dibenaknya untuk mengakhiri hubungan. Tanpa pikir panjang. Lisa akhirnya memasang status di facebook “Thanks for everything. Glad to know you. Goodbye.

Tidak berapa lama setelah itu, chat yang ditunggu-tunggu tiba!
A : “status kamu maksudnya apa? Sayang maafin aku”
L : “pake nanya, pikir aja sendiri. Iya udah dimaafin dari kapan tau kok”
A : “bohong kamu pasti marah. Sayang jangan marah. Jangan putusin aku yang :(”
L : “apasih gamarah kok. Udah ih terusin aja sana onlinenya. Gausah peduliin aku kali, gapenting juga kan”
A : “apaansi kamu yang ah udah jangan marah, baikan ya kaya dulu lagi ya yang. Jangan putus :(”

Lisa bingung, akhirnya Ia memutuskan untuk tak membalas chat dari Alex.

Lisa melanjutkan aktivitasnya di twitter, Ia berusaha untuk terlihat tidak apa-apa, Ia berusaha terlihat ‘senang’ lewat status-statusnya.

Melihat itu, Alex chat Lisa lagi,
A : “sa, kalo emang itu mau kamu, aku terima, aku minta maaf. Love you sa..”

Entah kenapa Lisa merasa sedih sekali disana. Ia luluh, benar-benar luluh! Ia sedih, ganyangka kalo Alex memenuhi permintaannya untuk putus! ‘issh kenapa gak tahan gue sih?! Kenapa ngebiarin gue minta putusssss?!!!!!

Akhirnya Lisa luluh dan menjawab
L : “aku udah maafin kamu dari kapan tau kok. Loveyoutoo”
A : “tetep mau putus?”
L : “kamu mau?”
A : “aku sih enggak. Tapi kalo kamu maunya gitu yaudah aku gamaksa”

Lisa makin kesal dengan jawaban itu, Ia makin berpikir bahwa Alex tidak menyayanginya lagi!! Tapi Ia masih belom rela untuk melepas Alex.

L : “yaudah terserah”
A : “bener? :(”
L : “gatau aku bingung”
A : “sayang aku gak?”
L : “sayang”
A : “yaudah jangan putus yaa, nanti nyesel loh. Yaudah baikan ya sayang.”
L : “iya. Yaudah.”
A : “jangan ngambek lagi ya, loveyou”
L : “iya loveyoutoo. Udahan ya aku mau off bye!”

Simple. Lisa dan Alex akhirnya gajadi putus. Lisa sangat lega. Dan sebenernya Lisa belum benar-benar off. Ia hanya gak pengen terjadi sesuatu yang tak diinginkan lagi. Sampai keesokan harinya, semua berjalan normal kembali.

Lexurious.. 3rd

“kamu tadi beneran dipanggil BK?” Tanya Alex. Lisa hanya mengangguk lemah.
Setelah cukup lama dalam kebisuan, Alex pun berbicara “hm yaudah, stop aja ya? Gara-gara aku nilai kamu turun, dan nanti masalahnya bakal makin panjang. Ortu kamu pasti dipanggil. Aku sayang kamu, kalo nanti udah sukses jadi dokter, jangan lupa buat kontek aku ya. Kamu jangan ganti nomor pokoknya!” Lisa hanya terdiam bisu.

“vel, anterin gue kekamar mandi yuk.” Lisa sontak menarik paksa tangan Velin. Sesampainya didepan toilet, Lisa langsung terjatuh ke pelukan Velin dan menangis sejadi-jadinya.

Lisa tahu bahwa maksud dari Alex itu baik, Lisa tahu bahwa Alex menyayanginya dan karena itu Alex ingin Lisa menjadi yg terbaik dan ingin agar Lisa kembali menjadi seperti Lisa yang dulu. Terlepas dari itu semua, Alex hanya ingin agar masalah ini tak menjadi makin panjang. Namun, Lisa tidak mau, Ia tidak mau kehilangan Alex, lagipula berpisah dari Alex hanya akan membuatnya makin down.

Saat itu Lisa menangis sejadi-jadinya. Untungnya keadaan sekolah sudah lumayan sepi. Velin juga kebingungan harus berbuat apa. Velin shocked bukan main. Akhirnya, diam-diam Velin menyuruh Alex untuk menyusulnya melalui sms. Tak lama kemudian Alex datang. Lisa segera menghapus air matanya, dan Velin pun pergi.

“sayang, jangan nangis ya. Sakitnnya Cuma diawal doang kok. Aku kaya gini juga karena aku sayang kamu.” Tutur Alex. Mendengar itu, hati Lisa makin sakit, sangat sakit. Lisa tak kuasa berkata-kata lagi. Ia terus berusaha keras menahan air matanya. Sampai Ia pun akhirnya meninggalkan Alex dan menghampiri Velin. Alex pergi menuju velodrome untuk ambil nilai olahraga.

Sesi curhat kedua bersama Velin pun berlanjut. Kali ini Lisa sudah sedikit tenang, meski kadang masih terisak dan tak kuasa menahan air mata. dan akhirnya setelah perbincangan yang panjang, Velin dan Lisa sepakat akan menunggu Alex didepan sekolah. Meski mereka tidak tahu apakah Alex akan kembali kesekolah.

Waktu menunjukkan pukul 17.30. hampir 3 jam Velin dan Lisa menunggu Alex didepan sekolah. Air mata Lisa pun tak kuasa terbendung lagi. Ia bingung, Ia putus asa. Namun tak berapa lama Alex datang.

“loh kok kamu disini? Nungguin aku?” Lisa hanya mengangguk. Velin pun angkat bicara “Lex, lo jangan nyerah gitu aja, masa lo tega ngebiarin Lisa sendirian ngehadapin ini semua? Jangan putus dong Lex, please..”

“hm emang siapa yg putus? Gue gak putus kok” jawab Alex sambil menggenggam tangan Lisa tulus. Lisa pun tersenyum lega melihat ketulusan Alex.

Semenjak kejadian itu, Lisa berjanji pada Alex dan diri sendiri kalau Ia akan rajin belajar dan memulihkan nilai-nilainya yang kemarin. Setelah itu juga, guru BK Lisa tak memanggil Lisa lagi karena Lisa telah berjanji bahwa Ia akan bertanggung jawab penuh jika nilainya jatuh lagi.

Cobaan pertama berhasil mereka lewati, namun cobaan tak pernah berhenti menghampiri kisah hubungan LisAlex. Pada bulan ketiga lagi-lagi ada saja yang mengganggu mereka. Namun kali ini kepercayaan dan kesetiaan Lisa yang tengah diuji.

to be continued..

Lexurious.. 2nd

Lisa pun tak menyia-nyiakan ‘kesempatan kedua’ itu. Mereka menjadi semakin dekat, sangat dekat. Sampai suatu hari Alex berkata pada Lisa bahwa Ia ingin berbicara tentang perasaannya. Lisa pun sudah mencium ‘bau kemenangan’ disana, namun Ia sedih dan bingung, karena jauh sebelum Ia mengenal Alex, tepatnya setelah Ia putus cinta, Ia berkomitmen tidak akan berpacaran sampai Ia naik ke kelas dua. Lisa pun kebingungan, disatu sisi, Ia harus menjadi perempuan yang berkomitmen, namun disisi lain, Ia akan membunuh perasaannya sendiri jika Ia menolak cinta Alex.

Lisa bingung bukan main. Semua sahabatnya pun begitu. Sampai akhirnya Lisa mendapat keputusan yang menurutnya terbaik : ‘Ia akan meminta Alex menunggu sampai Ia naik kelas, sekaligus menguji ketulusan Alex’. Yak, dan dengan keyakinan tersebut, Lisa berani bertemu muka dengan Alex. Di hari yang ditunggu-tunggu tersebut Lisa ditemani oleh Velin dan pacarnya, Syarif. Sedangkan Alex ditemani sahabatnya Aji. Perbincangan itu begitu lama, karena Velin menyuruh Lisa agar tidak langsung menjawab.

Setelah sekian lama berbasa-basi, Lisa menjawabnya. Namun, Lisa pun goyah hatinya melihat mimik muka Alex. Setelah terjadi sedikit ‘kericuhan’ antara Velin, Lisa dan Alex. Syarif yang notabene-nya kakak kelas paling senior pun angkat bicara, Syarif adalah kakak kelas Lisa kelas tiga yang belum lama menjadi pacar Velin. Syarif menjadi penengah, dan pernyataan yang akan diingat oleh Lisa sampai kapanpun adalah ‘lo jangan pernah nyampurin antara perasaan sama komitmen, mereka itu beda ruang. Dan itu ga baik, ngebunuh perasaan lo sendiri! Perasaan ya perasaan, komitmen ya komitmen”. Pernyataan itulah yang perlahan membuka hati Lisa.

Waktu semakin menjelang petang, tidak mungkin Lisa mengundur jawabannya menjadi besok. Karena ingat pernyataan Syarif, dan Ia juga takut kehilangan Alex, Ia pun akhirnya berkata “ya, gue mau”. Namun ga sampai disitu saja, Lisa menguji ketulusan Alex kembali dengan cara menyuruh Alex menyatakan cintanya ditengah lapangan. Alex menurutinya. Hari itu, 04 Maret 2010, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan Lisa sampai kapanpun.

Seiring berjalannya waktu, permasalahan dalam hubungan LisAlex mulai bermunculan. Pada satu bulan pertama, cobaan dimulai dari nilai-nilai Lisa yang turun sangat drastis, guru BP Lisa sampai turun tangan akan hal itu. Setelah melalui proses, guru BP Lisa pun tau bahwa Lisa berpacaran, dan guru tersebut berpikir bahwa nilai Lisa jatuh karena berpacaran. Lisa dipanggil dan Ia diperintahkan untuk mengakhiri hubungannya dengan Alex. Lisa bingung harus berbuat apa, sedangkan Alex juga sudah putus asa dan ingin mengakhiri hubungan agar Lisa bisa lebih baik lagi dan terbebas dari tekanan. Namun Lisa tidak mau. Tekanan dari sana sini sangat membuat Lisa depresi.

to be continued..

Lexurious.. 1st

“aduh kayanya gue mati rasa deh haaan” seloroh Lisa kepada teman baiknya Dehan di balkon lantai dua sekolahnya. Lisa adalah gadis kelas satu SMA yang baru saja patah hati ditinggal kekasihnya.
“yah janganlah jangan sampeeeee, coba lo berusaha untuk suka sama cowo deh, seenggaknya buat ngilangin itu” jawab Dehan.
“tapi gue gabisa, bingung mau suka sama siapa..”
“hm yaudah cari aja tuh banyak anak anak cowo” jawab Dehan sambil memainkan matanya ke arah lapangan yg memang sedang ramai oleh kakak-kakak kelas dua.
“hmm apa gue coba buat suka sama Alex aja yah han?” jawab Lisa kilat, karena yang langsung Ia liat saat itu hanya Alex, murid kelas XI SOS 1 yang telah ia ketahui sebelumnya, temannya si Alex kebetulan menggila-gilai sahabat Lisa, Ratna, dan sering meminta bantuan pada Lisa.
“gimana han?” Tanya Lisa antusias, “yaa terserah elo sih” jawab Dehan singkat.

Hari-hari Lisa dilalui oleh ‘perasaan paksaan’ untuk menyukai Alex, semata-mata hanya untuk menunjukkan ke teman-temannya kalau Ia tidak lagi mati rasa. Lisa pun meng-add acc Facebook Alex, dan mereka pun memulai perkenalannya lewat jejaring social itu.

Lisa pun mulai mempunyai perasaan pada Alex namun hanya sedikit, sangat sedikit. Sampai suatu hari, hubungan Lisa dan Alex makin dekat karena telah berkirim sms. Namun, sekali lagi Lisa tak merespon dengan baik, karena Ia hanya berdasarkan ‘paksaan’. Lagipula, disaat yang bersamaan, seseorang dari masa lalu Lisa yang membuat Lisa ‘mati rasa’ datang dan memohon cinta kepada Lisa. Tetapi, Lisa pun menolaknya dengan alasan Ia tak mau jatuh untuk kedua kalinya.

Respon kurang baik yang diterima Alex membuatnya perlahan-lahan menjauh dari Lisa, biasanya sms setiap hari, ia hanya sms 2hari sekali, lalu 3hari sekali, seminggu sekali, sampai… stak tak ada sms dari Alex lagi di handphone Lisa.

Entah kenapa, disitu Lisa merasa amat sangat sedih. Disitu pula Ia sadar bahwa ternyata Ia telah menaruh rasa yang besar pada Alex. Berhari-hari Ia hanya menunggu dan menunggu sms dari Alex, namun hasilnya? Nihil. Lisa pun putus asa. Perasaan sakit itu ternyata mendorongnya untuk bercerita kepada Aji, sahabat Alex yang menggilai Ratna. Lisa bercerita semuanya namun Ia tetap tidak mau mengakui secara langsung bahwa Ia sangat menyukai Alex. Lisa hanya memberi sedikit gambaran perasaannya pada Aji.

Beberapa hari setelah perbincangan lewat telepon dengan Aji, Lisa merasa sama sekali tidak ada perubahan. Putus asa Lisa tidak pulih. Sampai suatu hari Lisa sudah sangat bertekad tidak akan membahas atau mengingat apapun tentang Alex. Tekad Lisa yang begitu kuat itupun berhasil, Ia mulai bisa tersenyum dengan ikhlas. Namun, di malam harinya, handphone Lisa bordering, kali ini ada yang berbeda, biasanya Ia langsung bergerak cepat membuka sms yang masuk, namun karena tekad yang Ia buat tadi pagi, Ia mulai malas. Lisa membiarkan smsnya yang masuk itu. 30menit kemudian, Ia baru membuka smsnya. Deeg..!!! itu yang Lisa rasakan waktu membaca smsnya. Perasaan campur aduk, kaget, senang, menyesal jadi satu. Alex mengirim sms dan menanyakan kabarnya! Lisa pun tak menyia-nyiakan ‘kesempatan kedua’ itu. Mereka menjadi semakin dekat, sangat dekat.

to be continued..