Lisa pun tak menyia-nyiakan ‘kesempatan kedua’ itu. Mereka menjadi
semakin dekat, sangat dekat. Sampai suatu hari Alex berkata pada Lisa
bahwa Ia ingin berbicara tentang perasaannya. Lisa pun sudah mencium
‘bau kemenangan’ disana, namun Ia sedih dan bingung, karena jauh sebelum
Ia mengenal Alex, tepatnya setelah Ia putus cinta, Ia berkomitmen tidak
akan berpacaran sampai Ia naik ke kelas dua. Lisa pun kebingungan,
disatu sisi, Ia harus menjadi perempuan yang berkomitmen, namun disisi
lain, Ia akan membunuh perasaannya sendiri jika Ia menolak cinta Alex.
Lisa
bingung bukan main. Semua sahabatnya pun begitu. Sampai akhirnya Lisa
mendapat keputusan yang menurutnya terbaik : ‘Ia akan meminta Alex
menunggu sampai Ia naik kelas, sekaligus menguji ketulusan Alex’. Yak,
dan dengan keyakinan tersebut, Lisa berani bertemu muka dengan Alex. Di
hari yang ditunggu-tunggu tersebut Lisa ditemani oleh Velin dan
pacarnya, Syarif. Sedangkan Alex ditemani sahabatnya Aji. Perbincangan
itu begitu lama, karena Velin menyuruh Lisa agar tidak langsung
menjawab.
Setelah sekian lama berbasa-basi, Lisa
menjawabnya. Namun, Lisa pun goyah hatinya melihat mimik muka Alex.
Setelah terjadi sedikit ‘kericuhan’ antara Velin, Lisa dan Alex. Syarif
yang notabene-nya kakak kelas paling senior pun angkat bicara, Syarif
adalah kakak kelas Lisa kelas tiga yang belum lama menjadi pacar Velin.
Syarif menjadi penengah, dan pernyataan yang akan diingat oleh Lisa
sampai kapanpun adalah ‘lo jangan pernah nyampurin antara perasaan sama
komitmen, mereka itu beda ruang. Dan itu ga baik, ngebunuh perasaan lo
sendiri! Perasaan ya perasaan, komitmen ya komitmen”. Pernyataan itulah
yang perlahan membuka hati Lisa.
Waktu semakin
menjelang petang, tidak mungkin Lisa mengundur jawabannya menjadi besok.
Karena ingat pernyataan Syarif, dan Ia juga takut kehilangan Alex, Ia
pun akhirnya berkata “ya, gue mau”. Namun ga sampai disitu saja, Lisa
menguji ketulusan Alex kembali dengan cara menyuruh Alex menyatakan
cintanya ditengah lapangan. Alex menurutinya. Hari itu, 04 Maret 2010,
menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan Lisa sampai kapanpun.
Seiring
berjalannya waktu, permasalahan dalam hubungan LisAlex mulai
bermunculan. Pada satu bulan pertama, cobaan dimulai dari nilai-nilai
Lisa yang turun sangat drastis, guru BP Lisa sampai turun tangan akan
hal itu. Setelah melalui proses, guru BP Lisa pun tau bahwa Lisa
berpacaran, dan guru tersebut berpikir bahwa nilai Lisa jatuh karena
berpacaran. Lisa dipanggil dan Ia diperintahkan untuk mengakhiri
hubungannya dengan Alex. Lisa bingung harus berbuat apa, sedangkan Alex
juga sudah putus asa dan ingin mengakhiri hubungan agar Lisa bisa lebih
baik lagi dan terbebas dari tekanan. Namun Lisa tidak mau. Tekanan dari
sana sini sangat membuat Lisa depresi.
to be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar