Sabtu, 02 Juni 2012

TERLAMBAT

Sore itu Milli dibangunkan oleh nada pesan masuk dari Blackberry-nya.

From : Rendi
Content :
Milli..

Milli dan Rendi adalah teman satu sekolah. mereka tidak begitu dekat. jarang sekali Rendi mengirim sms apapun ke Milli. di sekolah pun, Rendi tergolong anak yang pendiam, tetapi humoris. Rendi dan Milli hanya dekat disekolah. itupun juga saling curhat satu sama lain. becanda juga hanya sewajarnya.

Milli yang penasaran akhirnya membalas sms Rendi.

Milli : kenapa ren?

Rendi : gapapa kok mil, eh ada artis kesukaan lo tuh di tv.

Mereka pun smsan sampai akhirnya Milli ketiduran karena masih lelah. keesokan harinya, Milli mendapat sms lagi dari Rendi. Milli pun mulai heran, Rendi tidak pernah sms jika tidak penting-penting banget.

Mereka mulai smsan lagi, dan Rendi mulai menggoda Milli. tapi karena Milli tau hampir semua teman-teman prianya hobi menggoda dengan gombalan basi, ia tidak terlalu menanggapi. Ia pun hanya menanggapi biasa dan seperlunya saja.

Milli mulai aneh dengan sikap Rendi disekolah, tanpa disadari mulai ada rasa canggung diantara mereka. terlebih, teman Rendi sering menggoda Milli dengan Rendi. Milli yang tidak biasa, bahkan risih akhirnya bicara dengan sahabatnya, Cika. Cika membaca semua sms Rendi dengan Milli.

"Mil? lo bego apa gimanasih? ini sih namanya dia suka sama lo!!! kok lo jadi ga peka gini. biasanya kalo ada cowo yang begitu ke elo kan lo pasti sadar. ini kenapa lo jadi oon sih?" celoteh Cika.

"hah? apasih! gamungkin cik! gue tau banget Rendi. lagian jangan lebay ah. lo liat dong becandaannya, sama aja kan kaya Dino dan Aga. itu becanda kali, cuma gue risih aja sama temennya Rendi, masa jadi ngecengin gue gitu sih. kesannya jadi kaya gue yang suka sama Rendi gitu!" gerutu Milli.

"aduh miiil miiil, kalo dia gasuka sama lo, Garry juga gabakal ngecengin lo."

"iiih tapi gue bete aja, masa ngecenginnya ke gue? kesannya kan kaya gue yang suka. trus gara-gara cengannya dia, gue juga jadi canggung taugak"

"hahaha dasar lo ah, udah ini sih positif dia suka sama lo. tapi tanggepan sms lo ke dia biasa banget kok, tenang aja. hmm eh tapi kalo dipikir-pikir, Rendi hebat ya. dia bisa bikin lo gatau gitu kalo dia suka sama lo. padahal kan jelas-jelas insting lo kalo soal begitu-begitu kan kuat. hebat banget loh dia kalo dipikir-pikir" Cika tak bisa berhenti nyerocos.

*jleb* mendengar omongan Cika barusan, Milli bener-bener langsung hanyut dalam pikirannya. Ya, Rendi hebat. tapi kenapa? ah tapi belom tentu juga Rendi beneran suka.

"Mil, ayo ke kelas, malah bengong." teriak Cika yang ternyata sudah berdiri jauh dihadapannya.

***

"Eh Cik, menurut lo kenapa ya dia ga terang-terangan nunjukin ke gue?"

"Rendi lagi? hahaha cieee kepikiran nih ternyata." ledek Cika.

"iiih engga, apaansi lo ah. gue cuma penasaran aja" Milli mengeles karena malu.

"hmmm menurut gue sih, emang sifat dia yang kaya gitu kali ya. lagian juga mungkin kalo dia terlalu nunjukin, dia takut lo ngejauh dari dia. yaaa tau sendiri kan lo orangnya gimana. kalo ada yang suka pasti lo jauhin karena canggunglah, gengsilah. nah, dia gamau lo jauh dan dia pengen lo tetep nyaman sama dia sebagai temen."

***

Apa iya yang diomongin Cika itu bener? hmm kenapa jadi kepikiran Rendi gini ya..

Milli terus memegangi blackberry-nya. berharap ada nada pesan masuk dari seseorang yang telah menjatuhkan kehebatan instingnya.

Menjelang malam, Rendi tak kunjung sms. Milli mulai merasa ada yang aneh dalam dirinya. Dibacanya berulang kali conversation message antara ia dengan Rendi. Milli tersenyum, menertawakan kebodohan instingnya.

***

Keesokan harinya, Milli memutuskan untuk mecari tau sendiri kebenaran perasaan Rendi. Ia pun menemui Garry. Dengan gayanya yang santai, Milli berhasil mengorek informasi dari Garry. Dari sekian lama percakapan mereka, hanya ada satu kalimat dari Garry yang mengguncang hatinya.

"Jadi selama ini lo ga sadar kalo dia suka sama lo? Gila lo Mil."

Milli pun semakin penasaran dengan Rendi. Kalau Rendi betul-betul menyukai Milli, lalu kenapa ia sekarang menghilang? di sekolahpun, Milli sudah jarang melihat Rendi. Sms yang diharapkan Milli pun tak kunjung sampai.

Sore itu, pikiran Milli berkecamuk jadi satu. dan hanya ada satu orang dipikiran dia, Rendi. antara penasaran, merasa bodoh, dan ada satu perasaan aneh yang Milli sendiri bingung. Milli bingung kenapa ia jadi mengharapkan sms Rendi, Milli menyesal kenapa dulu tak pernah menanggapi sms Rendi. Perasaan Milli sekarang benar-benar aneh. Lagi-lagi, hal yang bisa mengobati perasaan Milli hanya satu, membaca ulang conversation message mereka. dan disaat emosi Milli sangat berkecamuk, nada pesan berdering dari Blackberry-nya. dan... itu dari Rendi! betapa senangnya Milli. Ia pun segera membuka isi smsnya. berharap Rendi mulai mengajaknya bicara sampai larut malam, menggodanya dengan godaan basi seperti pria-pria lain.

From : Rendi
Content : 
Woy bro ada yang punya dasi dua gak? 

Jleb..... Milli sangat amat kesal dan kecewa. ternyata itu hanya sms yang Rendi kirim ke semua orang. bukan untuk dirinya saja, dan mungkin memang Rendi sudah tidak menyukainya lagi. Milli memutuskan untuk tidak membalas sms itu.

***

"Woy Mil, ngapain lo masih disini?" suara ngebass Vino mengagetkan Milli yang sedang berdiri sendirian mengunggu papanya.

"Gue lagi nunggu bokap vin, lo ngapain disini?"

"Gue abis dari kantin, mau ke tongkrongan bentar. tapi ngeliat lo sendirian, gue ga tega. gue temenin lo aja ya?"

"hahaha gausah repot-repot vin, bentar lagi paling dijemput kok"

"yeee kalo lo kenapa-kenapa gimana? nanti gue juga yang repot"

Basa-basi antara Vino dan Milli membuat obrolan mereka makin jauh membahas segala hal. sehingga sampailah pada pembahasan Rendi. Kebetulan, Vino adalah teman yang lumayan dekat dengan Rendi.

"Hahaha iya tuh si Rendi, gilaa mulai berani dia, kemaren dia bilang sama gue mau ngedeketin si Sofi. kenal gak lo Sofi?" tanya Vino sambil tertawa.

"Oh, Sofi anak pindahan itu. tau kok tau. wah berani juga ya si Rendi sekarang. padahal kan dia termasuk dingin sama cewe" Milli benar-benar speechless dan kehabisan kata-kata. namun dia tetap stay cool didepan Vino.

"iya sekarang dia udah berani, audah ngapa, mungkin abis frustasi kaliya."

"Eh vin, itu bokap gue udah sampe. thanks ya vin, kapan-kapan sharing lagi kita, oke? bye viiin!"

"oke hati-hati ye Mil."

Fyuuhh.. untung papa cepat datang.

Entah kenapa, Milli begitu sakit mengingat perkataan Vino tadi. Ia tidak kuat membendung air matanya saat mengetahui Rendi dengan yang lain. Awan galau mulai menyelimuti hari-hari Milli, Ia sangat tertekan sampai-sampai tak bisa cerita ke sahabat-sahabatnya. sahabatnya mulai sering bertanya ada apa dengan Milli, kenapa Milli jadi lebih banyak diam. Namun Milli, hanya menjawab dengan senyuman, dan tetap berusaha untuk ceria seperti biasanya.

Namun, sekuat-kuatnya seorang wanita, tak akan bisa kuat jika hanya memendam segalanya. Milli memutuskan untuk menemui Vino dan bercerita tentang kegalauannya tanpa menyebutkan nama pria yang telah membuat hatinya pecah berkeping keping. Dan respon Vino sangat membuat Milli semakin hancur.

"Yaa menurut gue sih Mil, dia ngejauh dari lo karena dia pikir dia udah gabisa lagi dapetin lo. karena respon lo ke dia yang biasa aja ngebuat dia jadi mikir dua kali mil. kalo lo tanya lo harus gimana ya udah gabisa gimana-gimana Mil. ikhlasin aja. toh kalo jodoh gak kemana kan? posisi lo susah buat bertindak lebih jauh Mil. ibaratnya jalan nih, lo tuh udah ada di Jalan buntu yang udah gabisa kemana-mana lagi."

Milli benar-benar makin galau, namun ia tetap menyimpan kegalauannya sendiri. sampai akhirnya ia memutuskan untuk bicara lagi dengan Garry. walaupun ia gengsi berat buat bicara dengan Garry. apalagi sejak Rendi sudah mengincar perempuan lain.

M : Ger..
G : apa Mil?
M : Soal cowo yang pernah gue ceritain ke elo... hmm kenapa ya kalo dia beneran suka tapi tau-tau ngilang gitu?
G : ooh hahaha Millii Milliiii, kenapa emang? lo ngerasa kehilangan ya? atau jangan-jangan... lo juga udah suka lagi sama dia?!
M : eh engga engga! gak gitu, gue cuma aneh aja gitu sama cowo jaman sekarang. hmm dan ger, parahnya lagi, masa gue denger tu cowo udah ngincer cewe lain loh. gilaya.
G : iya emang bener mil, yaaa gak gila sih. itu juga karena cewe yang dia arepin selama ini ga ngerespon dia. jadi gasalah dong kalo dia move ke cewe yang menurut dia bakal ngerespon dia. yakan?
M : oh iya sih bener juga. hmm tapi kalo misalnya cewe yang ga ngerespon dia dulu ternyata udah suka gimana?
G : hahaha terlambat mil. penantian dia sama perempuan itu udah sampai dititik jenuh.
M : ooh gitu ya... okedeh ger... thankyou ya........

Milli berlari kekamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar menyesal. Dulu, disaat Rendi mengejarnya, ia abaikan dan acuhkan. tapi sekarang, disaat Rendi pergi, Milli sadar bahwa ternyata Milli memiliki perasaan yang sama, bahkan lebih dari apa yang Rendi rasakan. Namun sekarang semuanya benar-benar terlambat. Rendi bukan hanya pergi dari kehidupan Milli, tapi ia juga sudah menemukan perempuan pujaannya yang baru. Perempuan yang merespon Rendi lebih baik dari apa yang Milli lakukan. Kini, tidak ada yang bisa dilakukan Milli selain menangis meratapi segalanya, dan Milli hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Rendi. berdoa agar kebahagiaan selalu ada dihidup Rendi.

Note from Milli, to Rendi :
Sorry for being foolish. 
Sorry for those wrong responses. 
One thing that you should know, 
I Love You, Rendi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar