Sore itu Milli dibangunkan oleh nada pesan masuk dari Blackberry-nya.
From : Rendi
Content :
Milli..
Milli
dan Rendi adalah teman satu sekolah. mereka tidak begitu dekat. jarang
sekali Rendi mengirim sms apapun ke Milli. di sekolah pun, Rendi
tergolong anak yang pendiam, tetapi humoris. Rendi dan Milli hanya dekat
disekolah. itupun juga saling curhat satu sama lain. becanda juga hanya
sewajarnya.
Milli yang penasaran akhirnya membalas sms Rendi.
Milli : kenapa ren?
Rendi : gapapa kok mil, eh ada artis kesukaan lo tuh di tv.
Mereka
pun smsan sampai akhirnya Milli ketiduran karena masih lelah. keesokan
harinya, Milli mendapat sms lagi dari Rendi. Milli pun mulai heran,
Rendi tidak pernah sms jika tidak penting-penting banget.
Mereka
mulai smsan lagi, dan Rendi mulai menggoda Milli. tapi karena Milli tau
hampir semua teman-teman prianya hobi menggoda dengan gombalan basi, ia
tidak terlalu menanggapi. Ia pun hanya menanggapi biasa dan seperlunya
saja.
Milli
mulai aneh dengan sikap Rendi disekolah, tanpa disadari mulai ada rasa
canggung diantara mereka. terlebih, teman Rendi sering menggoda Milli
dengan Rendi. Milli yang tidak biasa, bahkan risih akhirnya bicara
dengan sahabatnya, Cika. Cika membaca semua sms Rendi dengan Milli.
"Mil?
lo bego apa gimanasih? ini sih namanya dia suka sama lo!!! kok lo jadi
ga peka gini. biasanya kalo ada cowo yang begitu ke elo kan lo pasti
sadar. ini kenapa lo jadi oon sih?" celoteh Cika.
"hah?
apasih! gamungkin cik! gue tau banget Rendi. lagian jangan lebay ah. lo
liat dong becandaannya, sama aja kan kaya Dino dan Aga. itu becanda
kali, cuma gue risih aja sama temennya Rendi, masa jadi ngecengin gue
gitu sih. kesannya jadi kaya gue yang suka sama Rendi gitu!" gerutu
Milli.
"aduh miiil miiil, kalo dia gasuka sama lo, Garry juga gabakal ngecengin lo."
"iiih
tapi gue bete aja, masa ngecenginnya ke gue? kesannya kan kaya gue yang
suka. trus gara-gara cengannya dia, gue juga jadi canggung taugak"
"hahaha
dasar lo ah, udah ini sih positif dia suka sama lo. tapi tanggepan sms
lo ke dia biasa banget kok, tenang aja. hmm eh tapi kalo dipikir-pikir,
Rendi hebat ya. dia bisa bikin lo gatau gitu kalo dia suka sama lo.
padahal kan jelas-jelas insting lo kalo soal begitu-begitu kan kuat.
hebat banget loh dia kalo dipikir-pikir" Cika tak bisa berhenti
nyerocos.
*jleb* mendengar omongan Cika barusan, Milli bener-bener langsung hanyut dalam pikirannya. Ya, Rendi hebat. tapi kenapa? ah tapi belom tentu juga Rendi beneran suka.
"Mil, ayo ke kelas, malah bengong." teriak Cika yang ternyata sudah berdiri jauh dihadapannya.
***
"Eh Cik, menurut lo kenapa ya dia ga terang-terangan nunjukin ke gue?"
"Rendi lagi? hahaha cieee kepikiran nih ternyata." ledek Cika.
"iiih engga, apaansi lo ah. gue cuma penasaran aja" Milli mengeles karena malu.
"hmmm
menurut gue sih, emang sifat dia yang kaya gitu kali ya. lagian juga
mungkin kalo dia terlalu nunjukin, dia takut lo ngejauh dari dia. yaaa
tau sendiri kan lo orangnya gimana. kalo ada yang suka pasti lo jauhin
karena canggunglah, gengsilah. nah, dia gamau lo jauh dan dia pengen lo
tetep nyaman sama dia sebagai temen."
***
Apa iya yang diomongin Cika itu bener? hmm kenapa jadi kepikiran Rendi gini ya..
Milli terus memegangi blackberry-nya. berharap ada nada pesan masuk dari seseorang yang telah menjatuhkan kehebatan instingnya.
Menjelang
malam, Rendi tak kunjung sms. Milli mulai merasa ada yang aneh dalam
dirinya. Dibacanya berulang kali conversation message antara ia dengan
Rendi. Milli tersenyum, menertawakan kebodohan instingnya.
***
Keesokan
harinya, Milli memutuskan untuk mecari tau sendiri kebenaran perasaan
Rendi. Ia pun menemui Garry. Dengan gayanya yang santai, Milli berhasil
mengorek informasi dari Garry. Dari sekian lama percakapan mereka, hanya
ada satu kalimat dari Garry yang mengguncang hatinya.
"Jadi selama ini lo ga sadar kalo dia suka sama lo? Gila lo Mil."
Milli
pun semakin penasaran dengan Rendi. Kalau Rendi betul-betul menyukai
Milli, lalu kenapa ia sekarang menghilang? di sekolahpun, Milli sudah
jarang melihat Rendi. Sms yang diharapkan Milli pun tak kunjung sampai.
Sore
itu, pikiran Milli berkecamuk jadi satu. dan hanya ada satu orang
dipikiran dia, Rendi. antara penasaran, merasa bodoh, dan ada satu
perasaan aneh yang Milli sendiri bingung. Milli bingung kenapa ia jadi
mengharapkan sms Rendi, Milli menyesal kenapa dulu tak pernah menanggapi
sms Rendi. Perasaan Milli sekarang benar-benar aneh. Lagi-lagi, hal
yang bisa mengobati perasaan Milli hanya satu, membaca ulang
conversation message mereka. dan disaat emosi Milli sangat berkecamuk,
nada pesan berdering dari Blackberry-nya. dan... itu dari Rendi! betapa
senangnya Milli. Ia pun segera membuka isi smsnya. berharap Rendi mulai
mengajaknya bicara sampai larut malam, menggodanya dengan godaan basi
seperti pria-pria lain.
From : Rendi
Content :
Woy bro ada yang punya dasi dua gak?
Jleb.....
Milli sangat amat kesal dan kecewa. ternyata itu hanya sms yang Rendi
kirim ke semua orang. bukan untuk dirinya saja, dan mungkin memang Rendi
sudah tidak menyukainya lagi. Milli memutuskan untuk tidak membalas sms
itu.
***
"Woy Mil, ngapain lo masih disini?" suara ngebass Vino mengagetkan Milli yang sedang berdiri sendirian mengunggu papanya.
"Gue lagi nunggu bokap vin, lo ngapain disini?"
"Gue abis dari kantin, mau ke tongkrongan bentar. tapi ngeliat lo sendirian, gue ga tega. gue temenin lo aja ya?"
"hahaha gausah repot-repot vin, bentar lagi paling dijemput kok"
"yeee kalo lo kenapa-kenapa gimana? nanti gue juga yang repot"
Basa-basi
antara Vino dan Milli membuat obrolan mereka makin jauh membahas segala
hal. sehingga sampailah pada pembahasan Rendi. Kebetulan, Vino adalah
teman yang lumayan dekat dengan Rendi.
"Hahaha
iya tuh si Rendi, gilaa mulai berani dia, kemaren dia bilang sama gue
mau ngedeketin si Sofi. kenal gak lo Sofi?" tanya Vino sambil tertawa.
"Oh,
Sofi anak pindahan itu. tau kok tau. wah berani juga ya si Rendi
sekarang. padahal kan dia termasuk dingin sama cewe" Milli benar-benar
speechless dan kehabisan kata-kata. namun dia tetap stay cool didepan
Vino.
"iya sekarang dia udah berani, audah ngapa, mungkin abis frustasi kaliya."
"Eh vin, itu bokap gue udah sampe. thanks ya vin, kapan-kapan sharing lagi kita, oke? bye viiin!"
"oke hati-hati ye Mil."
Fyuuhh.. untung papa cepat datang.
Entah
kenapa, Milli begitu sakit mengingat perkataan Vino tadi. Ia tidak kuat
membendung air matanya saat mengetahui Rendi dengan yang lain. Awan
galau mulai menyelimuti hari-hari Milli, Ia sangat tertekan
sampai-sampai tak bisa cerita ke sahabat-sahabatnya. sahabatnya mulai
sering bertanya ada apa dengan Milli, kenapa Milli jadi lebih banyak
diam. Namun Milli, hanya menjawab dengan senyuman, dan tetap berusaha
untuk ceria seperti biasanya.
Namun,
sekuat-kuatnya seorang wanita, tak akan bisa kuat jika hanya memendam
segalanya. Milli memutuskan untuk menemui Vino dan bercerita tentang
kegalauannya tanpa menyebutkan nama pria yang telah membuat hatinya
pecah berkeping keping. Dan respon Vino sangat membuat Milli semakin
hancur.
"Yaa
menurut gue sih Mil, dia ngejauh dari lo karena dia pikir dia udah
gabisa lagi dapetin lo. karena respon lo ke dia yang biasa aja ngebuat
dia jadi mikir dua kali mil. kalo lo tanya lo harus gimana ya udah
gabisa gimana-gimana Mil. ikhlasin aja. toh kalo jodoh gak kemana kan?
posisi lo susah buat bertindak lebih jauh Mil. ibaratnya jalan nih, lo
tuh udah ada di Jalan buntu yang udah gabisa kemana-mana lagi."
Milli
benar-benar makin galau, namun ia tetap menyimpan kegalauannya sendiri.
sampai akhirnya ia memutuskan untuk bicara lagi dengan Garry. walaupun
ia gengsi berat buat bicara dengan Garry. apalagi sejak Rendi sudah
mengincar perempuan lain.
M : Ger..
G : apa Mil?
M : Soal cowo yang pernah gue ceritain ke elo... hmm kenapa ya kalo dia beneran suka tapi tau-tau ngilang gitu?
G : ooh hahaha Millii Milliiii, kenapa emang? lo ngerasa kehilangan ya? atau jangan-jangan... lo juga udah suka lagi sama dia?!
M
: eh engga engga! gak gitu, gue cuma aneh aja gitu sama cowo jaman
sekarang. hmm dan ger, parahnya lagi, masa gue denger tu cowo udah
ngincer cewe lain loh. gilaya.
G
: iya emang bener mil, yaaa gak gila sih. itu juga karena cewe yang dia
arepin selama ini ga ngerespon dia. jadi gasalah dong kalo dia move ke
cewe yang menurut dia bakal ngerespon dia. yakan?
M : oh iya sih bener juga. hmm tapi kalo misalnya cewe yang ga ngerespon dia dulu ternyata udah suka gimana?
G : hahaha terlambat mil. penantian dia sama perempuan itu udah sampai dititik jenuh.
M : ooh gitu ya... okedeh ger... thankyou ya........
Milli
berlari kekamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar
menyesal. Dulu, disaat Rendi mengejarnya, ia abaikan dan acuhkan. tapi
sekarang, disaat Rendi pergi, Milli sadar bahwa ternyata Milli memiliki
perasaan yang sama, bahkan lebih dari apa yang Rendi rasakan. Namun
sekarang semuanya benar-benar terlambat. Rendi bukan hanya pergi dari
kehidupan Milli, tapi ia juga sudah menemukan perempuan pujaannya yang
baru. Perempuan yang merespon Rendi lebih baik dari apa yang Milli
lakukan. Kini, tidak ada yang bisa dilakukan Milli selain menangis
meratapi segalanya, dan Milli hanya bisa berdoa yang terbaik untuk
Rendi. berdoa agar kebahagiaan selalu ada dihidup Rendi.
Note from Milli, to Rendi :
Sorry for being foolish.
Sorry for those wrong responses.
One thing that you should know,
I Love You, Rendi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar